Bank Sampah di SDN 1, 2, dan 3 Batubulan Kangin

16 Desember 2025
I Gede Giri Adnya Kusuma
Dibaca 1 Kali
Bank Sampah di SDN 1, 2, dan 3 Batubulan Kangin

Gerakan peduli lingkungan di Desa Batubulan Kangin tidak hanya didominasi oleh kalangan orang tua di banjar-banjar. Semangat untuk memerangi sampah plastik kini telah merambah ke institusi pendidikan dasar. Tiga sekolah dasar negeri di wilayah ini, yakni SDN 1, SDN 2, dan SDN 3 Batubulan Kangin, secara kompak mengaktifkan program Bank Sampah Sekolah sebagai media edukasi nyata bagi para siswa.

Program ini bukan sekadar aktivitas mengumpulkan barang bekas, melainkan sebuah kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) untuk membentuk karakter siswa yang disiplin, peduli lingkungan, dan memahami literasi finansial dasar.

Dari Sampah Menjadi Tabungan

Pemandangan berbeda kini terlihat di pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai. Siswa-siswi tidak hanya menjinjing tas buku, tetapi juga membawa kantong berisi sampah plastik yang telah dipilah dari rumah maupun lingkungan sekolah.

Mekanisme yang diterapkan di SDN 1, 2, dan 3 Batubulan Kangin relatif seragam. Sampah plastik seperti botol air mineral, gelas plastik, dan kertas bekas disetorkan ke petugas Bank Sampah yang terdiri dari guru dan kader lingkungan sekolah (siswa terpilih). Sampah tersebut kemudian ditimbang, dan nilainya dikonversikan menjadi saldo rupiah yang dicatat dalam "Buku Tabungan Bank Sampah" milik masing-masing siswa.

"Anak-anak jadi semangat memilah sampah. Mereka tahu bahwa botol bekas yang biasanya dibuang sembarangan ternyata punya nilai jika dikelola dengan benar. Ini mengajarkan mereka wirausaha sekaligus cinta kebersihan," ujar salah satu guru pembina di SDN 2 Batubulan Kangin.

Edukasi Pemilahan Sampah Sejak Dini

Tantangan terbesar dalam pengelolaan sampah adalah pemilahan. Melalui program ini, siswa di ketiga SD tersebut diajarkan secara praktik langsung untuk membedakan jenis sampah: organik, anorganik (plastik/kertas), dan residu.

Di SDN 3 Batubulan Kangin, misalnya, edukasi ini diselipkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Siswa diajarkan bahwa plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, sehingga "menabungnya" di Bank Sampah adalah langkah pahlawan untuk menyelamatkan bumi.

Sinergi dengan Program Desa

Keberadaan Bank Sampah di lingkungan sekolah ini merupakan bentuk dukungan nyata terhadap program "Desa Batubulan Kangin Bebas Sampah Plastik". Bank Sampah sekolah seringkali bekerjasama dengan Bank Sampah Desa atau pengepul rekanan untuk pengambilan sampah yang sudah terkumpul dalam jumlah besar.

Sinergi ini menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang terpadu, mulai dari lingkungan rumah tangga, banjar, hingga sekolah.

Harapan untuk Generasi Masa Depan

Kepala sekolah dan komite di SDN 1, 2, dan 3 Batubulan Kangin berharap program ini dapat terus berkelanjutan. Tujuannya bukan semata-mata mengejar nominal tabungan, melainkan menanamkan mindset (pola pikir) bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama.

Dengan membiasakan anak-anak Batubulan Kangin untuk bijak mengelola sampah sejak duduk di bangku sekolah dasar, diharapkan akan lahir generasi penerus yang lebih peka dan bertanggung jawab terhadap kelestarian alam Bali di masa depan.